PUISI
PUISI
TERAKHIR WS RENDRA
Hidup
itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap!!
Ketika
Orang memuji MILIKKU, Aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja.
Bahwa
mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa
rumahku adalah titipan-NYA
Bahwa
hartaku adalah titipan-NYA
Bahwa
putra- putriku hanyalah titipan-NYA…
Tapi
mengapa aku tidak pernah bertanya,
“MENGAPA
DIA menitipkannya kepadaku?”
“UNTUK
APA DIA menitipkannya kepadaku?”
Dan
kalau bukan milikku, apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa
hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA
Malahan
ketika diminta kembali,
Kusebut
itu MUSIBAH,
Kusebut
itu UJIAN,
Kusebut
itu PETAKA,
Kusebut
itu apa saja…
Untuk
melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA…
Ketika
aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan KEBUTUHAN DUNIAWI,
Aku
ingin lebih banyak HARTA,
Aku
ingin lebih banyak MOBIL,
Aku
ingin lebih banyak RUMAH,
Aku
ingin lebih banyak POLULARITAS,
Dan
kutolak SAKIT,
Kutolak
KEMISKINAN,
Seolah
semua DERITA adalah hukuman bagiku.
Seolah
KEADILAN dan KASIH-NYA, harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai
dengan kehendakku.
Aku
rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan
nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku….
Betapa
curangnya aku,
Keperlakukan
DIA seolah “Mitra Dagang” ku dan bukan sebagai’Kekasih”!
Kuminta
DIA membalas “perlakuan baikku” dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai
dengan keinginanku…
Duh
ALLAH…
Padahal
setiap hari kuucapkan,
“Hidup
dan Matiku”,
Hanyalah
untuk-MU ya ALLAH, AMPUNI AKU, YA ALLAH…
Sebab
aku yakin ENGKAU akan memberikan anugrah dalam hidupku…
KEHENDAKMU
adalah yang TER baik bagiku…
Komentar
Posting Komentar