ARTIKEL PILIHAN
KELUARGA
GADGET DAN KARAKTER ANAK
Melihat pemberitaan media baik cetak
dan elektronik saat ini tentang kenakalan anak-anak dinegara kita, rasanya sudah
berada diambang “memprihatinkan”. Baik dari segi kenakalan remaja yang
sering terlibat tawuran hingga menimbulkan korban jiwa, pergaulan bebas
hingga seks bebas yang semakin meningkat dikalangan remaja, penggunaan
rokok dan obat-obatan terlarang, hingga bebasnya para remaja dalam mengakses
dunia internet dengan konten pornography, terorisme, dan kekerasan.
Menyaksikan realita seputar kenakalan remaja saat
ini, membuat kita kadang berfikir pesimis akan kemana arah bangsa ini kedepannya,
jika kelak para generasi penerus sudah “rusak” sejak dini.
Melihat kenyataan hancurnya moral remaja bangsa
kita dewasa ini, mebuat kita bertanya-tanya didalam hati, sudah sejauh mana
pengawasan sekolah dan keluarga terhadap pendidikan karakter anak saat ini?
Apakah keluarga sudah berusaha menjadi ‘pioneer’ sebagai peran utama dalam
pembentukan karakter anak, atau keluarga malah lepas tangan dan menyerahkan
tanggungjawab sepenuhnya pendidikan karakter dan pengetahuan kepada
sekolah semata?
Jika memang demikian, menjadi pemandangan yang
wajar saat kita menyaksikan semakin terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan
yang ada dalam diri anak-anak bangsa ini. Menjadi hal yang biasa, melihat nihil
nya karakter anak-anak bangsa ini, bahkan memang seperti inilah keadaan
moral anak-anak bangsa ini, karena kurang perhatiannya keluarga, kurang intens
nya keluarga dalam membentuk karakter anak menjadi lebih baik, bermartabat,
dan bermoral serta ber-akhlak yang luhur.
Keluarga, Gadget dan Karakter
Tidak sulit menemukan anak-anak saat ini yang
memiliki Gadget, karena hampir setiap anak mulai dari jenjang SD sekalipun,
sudah dibekali Gadget smartphone, bahkan bagi keluarga dengan ekonomi yang
“lumayan” sudah memberikan smartphone yang kemampuannya sangat canggih.
Jika anak-anak yang mengalami masa pertumbuhan medio tahun 90-an hingga 2000
masih terbiasa dengan permainan tradisional, maka anak-anak yang tumbuh besar
di era teknologi saat ini kesehariannya diisi dengan media sosial, game
online, dan permainan Gadget lainnya.
Melihat anak-anak yang sedang berkumpul bersama
temannya saat ini, bukan lagi saling bertatapan wajah satu sama lain, semabri
bercerita tentang kehidupan sehari-hari, melainkan semua kepala tertunduk
kebawah layaknya orang yang sedang mencari kepingan emas didalam tumpukan
pasir, namun nyatanya asyik bermain dengan Gadget
masing-masing.
Kita mungkin berfikir, bahwa hal itu memang wajar
mengingat memang pada masa ini adalah masa keemasan perkembangan tekhnologi
yang masuk kesetiap sendi kehidupan. Bahkan, keluarga cenderung
memfasilitasi anak-anak saat ini dalam mengikuti “trend” kemajuan dunia tekhnologi,
tanpa memikirkan akibat dari “kebebasan” yang diberikan. Akan tetapi, pernahkah
kita sadar, bahwa sebenarnya kita atau keluarga sebenarnya memberikan semacam
“pil” perusak karakter kepada anak-anak tersebut? Karena saat kita menyediakan
apa yang mereka minta, tanpa memberi bekal yang kokoh dari segi pengendalian
diri, akan sangat membahayakan bagi pembentukan pola fikir mereka.
Secara tidak langsung, kita membiarkan karakter
anak-anak tersebut dibentuk oleh manjanya teknologi, karakter anak-anak
tersebut di cetak tanpa ikatan emosional dan penanaman akhlak yang
baik, sehingga pada akhirnya, kondisi memprihatinkan anak-anak saat ini
menjadi hal yang wajar, dan dikarenakan sebab akibat ketidak perdulian kita
dan keluarga.
Banyak keluarga yang tanpa control yang baik,
memberikan Gadget
kepada anak-anak nya, tanpa dibekali pemahaman akhlak yang baik. Seolah-olah
sudah memberikan kepercayaan penuh kepada si anak, dan bahkan terkadang
keluarga menyombongkan diri, karena mampu melengkapi fasilitas
teknologi yang dibutuhkan anak, tanpa pernah berfikir bagaimana cara
memproteksi dan mengontrol kegiatan anak, dan apa yang dilakukan anak
tersebut dengan fasilitas yang diberikan.
Tidak ada salahnya memang saat keluarga begitu
perhatian terhadap kebutuhan teknologi anak. Apalagi, mengingat tuntutan
dari pendidikan saat ini yang sudah komputerisasi dan terkoneksi dengan dunia
internet. Bahkan, sekolah-sekolah saat ini sudah banyak memberikan tugas
dan pengumpulan tugas lewat Internet, bahkan materi-materi pelajaran sudah
dominan berasal dari internet. Karena itulah, sejak SD hingga jenjang pendidikan
tinggi, para siswa sudah wajib ataupun sebaiknya memiliki Gadget yang bisa menunjang
pendidikan.
Akan tetapi, melihat semuanya itu disalah arti
dan fungsikan oleh anak-anak saat ini, membuat kita kemballi menekankan, bahwa
peran keluarga menjadi hal terpenting dalam membangun karakter anak agar
lebih bijaksana, lebih berwawasan, dan lebih mampu mengontrol diri dalam menyikapi
perkembangan teknologi saat ini.
Peran Penting Keluarga
Memang, sekolah memiliki tanggungjawab dalam
mendidik anak-anak saat ini, menjadi orang yang berpendidikan, plus berkarakter
yang baik dan benar. Akan tetapi, pendidikan awal bagi seorang anak diawali
dari keluarga. Semuanya diawali didalam keluarga, sikap anak, cara berkomunikasi
anak hingga bertutur kata, sopan santun dan pengembangan karakter anak,
semuanya diawali lewat didikan keluarga.
Anak yang dididik keluarga yang rukun dan
harmonis, akan lebih sopan tutur katanya dari keluarga yang tidak pernah perduli
akan kebutuhan anak baik jiwa maupun raga nya. Anak yang dididik keluarga
yang mengedepankan komunikasi dalam menyelesaikan semua “pekerjaan” keluarga,
akan lebih luas wawasannya disbanding keluarga yang hanya menekankan
prestasi semata kepada anaknya.
Dan anak yang memiliki karakter yang baik,
berasal dari keluarga yang lebih perhatian terhadap kehidupan pribadi sang
anak, perhatian terhadap pola fikir sang anak, dan memandang anak sebagai
rekan didalam keluarga yang diperlakukan sama dengan setiap anggota keluarga
lainnya.
Disinilah letak peran penting keluarga dalam
membentuk karakter anak menjadi lebih mandiri, karakter anak yang selalu
berfikiran positif, dan karakter anak yang lebih mengutamakan kebenaran
daripada pembenaran. Kondisi keluarga juga menjadi faktor penting dalam
membentuk karakter anak, agar lebih bijaksana dalam menjalani kehidupannya.
Dimana kondisi keluarga yang kondusif dan harmonis akan berperan penting dalam
membangun karakter yang lebih baik lagi.
Untuk itu, pentingnya peran keluarga dalam
membangun karakter anak lebih baik sangat vital. Karena keluarga yang baik
menjadi cerminan karakter anak yang baik. Dan dengan memberlakukan kontrol
terhadap anak, bisa memberikan penjelasan akan pentingnya mengutamakan kebutuhan
dan keinginan anak, lewat komunikasi yang baik, maka salah satu peran keluarga
dalam membentuk karakter anak menjadi lebih baik sudah terpenuhi.
Dengan demikian, kita kembali bisa berfikiran
optimis, bahwa kita sudah mendidik calon penerus bangsa ini, berada pada
tangan yang tepat dan benar, dan semuanya itu, sudah diawali dari dalam keluarga,
pendidikan yang diawali dalam keluarga, dan pengembangan karakter anak yang
sudah ditanamkan nilai-nilai nya dari keluarga
v Jan Roi A Sinaga
Buletin PIISEI edisi 41, September 2017
Komentar
Posting Komentar