RUMAH TANGGA & KARIR




EMPAT CARA HENTIKAN STRES

Tekanan yang berat di tempat kerja kerap membuat sebagian orang mengalami kecemasan dan bahkan stres. Jika tak segera dikendalikan, kecemasan dan stres bisa mengganggu pekerjaan dan karier. Ternyata, meredam kekhawatiran atau stres bisa dilakukan dengan mudah.

Berikut empat cara mudah untuk menghentikan stres.
Tuliskan ketakutan Anda
Buatlah daftar tentang hal-hal yang mengkhawatirkan Anda saat ini, kemudian simpanlah catatan itu. Tindakan sederhana ini diyakini bisa menghentikan siklus kecemasan sehingga Anda dapat terus move on.

Tingkatkan aktivitas Anda
Olahraga berat diyakini dapat mengurangi stres, termasuk rasa khawatir

Menjadi teman terbaik bagi diri sendiri
Ketika pikiran Anda mulai lepas kendali, katakan kepada diri sendiri, “Tidak apa-apa aku pencemas. Itulah yang aku lakukan. Tapi, semuanya selalu berhasil”. Berbicalah kepada diri sendiri diyakini dapat menurunkan kecemasan dalam diri.

Putarlah perangkat musik
Penelitian menunjukkan, mendengarkan musik dapat mengalihkan perhatian Anda dari stres. Hal yang sama berlaku untuk setiap kegiatan yang melibatkan indra Anda, seperti membaca, memasak, atau menonton film.
  •  Majalah Kartini
ooo

 
SUKSES KARIR DAN RUMAH TANGGA

Yang utama perlu dipahami, keberhasilan dalam karier dan dalam rumah tangga bukan dua hal yang bertolak belakang. Artinya, bukan mustahil kesuksesan dalam kedua hal ini dicapai bersama. Jadi, bila Anda berdua punya ambisi untuk sukses dalam kedua hal ini, sepakati bersama dulu apa yang Anda berdua inginkan. Dan revisi kesepakatan tersebut dari waktu ke waktu. Definisikan apa yang dimaksud dengan kesuksesan dalam karier dan apa yang dimaksud dengan berhasil mengurus rumah tangga. Ini penting agar di belakang hari tidak terjadi saling menyalahkan. Karena, walau kini perempuan dituntut berperan di luar rumah, bila tidak ada frame yang sama antara suami dan istri, bisa terjadi suami menyalahkan istri. Biasanya, memang, istri dianggap paling bertanggung jawab atas urusan rumah tangga.
 
Perlu juga dipikirkan konsekuensi-konsekuensi dari kesepakatan Anda berdua. Kalau mau mengejar ambisi di karier, misalnya, berapa jam dalam sehari akan Anda gunakan untuk bekerja? Dan, bagaimana dengan anak-anak? Sangat perlu disadari bahwa kemampuan manusia terbatas.

Pikirkan juga kemungkinan terburuk. Bisa jadi salah satu tidak optimal, atau mungkin keduanya tampak optimal, tapi hanya dari luar. Misalnya, dari luar kelihatan tidak ada masalah: perkembangan anak bagus, bicaranya lancar, dan di sekolah pintar. Tapi kalau kita bicara soal perkembangan emosi dan kepribadian anak, ternyata ada sesuatu yang hilang. Ini hanya bisa dirasakan anak, tetapi belum tentu dapat ia ekspresikan. Kalau kita tidak intens bersama anak dan tidak peka, masalah ini tidak akan terdeteksi.

Karena itu, harus ada pengganti kita yang bisa diandalkan. Dia bisa pembantu, babysitter , atau kerabat. Bahkan kakek-nenek bisa jadi back up atau malah mungkin saja jadi pengasuh utama. Ini penting agar kebutuhan anak akan attachment terpenuhi. Namun, bagaimanapun, orang tualah yang berperan agar anak tak kehilangan attachment yang penting untuk perkembangan emosional anak.

Selain attachment, momen-momen penting seperti menyaksikan anak saat pertama kali bisa berjalan, menemani anak masuk sekolah pertama kali, atau melihat pementasan pertamanya di sekolah, patut Anda prioritaskan. Untuk kesejahteraan emosional dikaitkan dengan peran orang tua, momen-momen ini bisa dirasakan sebagai momen yang indah dan bermakna.

  (Buletin edisi 36, Januari 2015)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL

TURNAMEN GOLF AMAL PIISEI PUSAT

BERITA ORGANISASI