INTERMEZO
Nenek dan tanteku hobi menonton sinetron, walaupun mereka kerap sewot dan marah-marah melihat pemeran utama selalu jadi bulan-bulanan dan dibodohi oleh musuhnya.
Suatu hari, saking jengkelnya melihat A (pemeran Utama) diam saja saat dianiaya, nenekku mengomel, “sudah matiin saja itu si A itu. Matiin saja dia!”
Manda, sepupuku berusia 3.5 tahun yang sedang asyik main sendiri, tiba-tiba berlari mengambil remote control dan langsung mematikan TV. “Sudah mati, Mbah.”
ooo
Aku sedang bertamu ke rumah teman SMA. Saat kuketuk pintu, tiba-tiba seorang anak kecil yang berusia sekitar tiga tahun, muncul membukakan pintu.
Melihatku, ia langsung ngacir ke belakang sambil berkata, “Ma ta mu....ma ta mu!”
Sontak aku kaget, karena menduga ia menyebutkan umpatkan “matamu” khas warga Yogyakarta. Namun setelah kupikir lebih seksama, barulah aku menyadari bahwa ia bukan mengumpat, melainkan sedang memberitahu mamanya kalau ada tamu: “Ma....tamu. Ma....tamu. Mama.... (ada) tamu!”
ooo
Ketika masih berusia 4 tahun, putraku Jacob, tak sabar menanti hari pertamanya pergi ke sekolah. Pagi itu, dia menunggu kedatangan bus sekolah dengan gelisah,
bersama ibunya, Katherine.
Ketika bus datang, Jacob bergegas menaiki tangga bus, begitu pintunya terbuka. Dengan mata berkaca-kaca, Katherine berkata kepada Jacob, “Mana ciumannya?”
Jacob spontan berhenti melangkah, kemudian mundur beberapa langkah mencium sang sopir bus, lalu melanjutkan langkahnya menuju tempat duduknya.
Reader’s Digest
Suatu hari, saking jengkelnya melihat A (pemeran Utama) diam saja saat dianiaya, nenekku mengomel, “sudah matiin saja itu si A itu. Matiin saja dia!”
Manda, sepupuku berusia 3.5 tahun yang sedang asyik main sendiri, tiba-tiba berlari mengambil remote control dan langsung mematikan TV. “Sudah mati, Mbah.”
ooo
Aku sedang bertamu ke rumah teman SMA. Saat kuketuk pintu, tiba-tiba seorang anak kecil yang berusia sekitar tiga tahun, muncul membukakan pintu.
Melihatku, ia langsung ngacir ke belakang sambil berkata, “Ma ta mu....ma ta mu!”
Sontak aku kaget, karena menduga ia menyebutkan umpatkan “matamu” khas warga Yogyakarta. Namun setelah kupikir lebih seksama, barulah aku menyadari bahwa ia bukan mengumpat, melainkan sedang memberitahu mamanya kalau ada tamu: “Ma....tamu. Ma....tamu. Mama.... (ada) tamu!”
ooo
Ketika masih berusia 4 tahun, putraku Jacob, tak sabar menanti hari pertamanya pergi ke sekolah. Pagi itu, dia menunggu kedatangan bus sekolah dengan gelisah,
bersama ibunya, Katherine.
Ketika bus datang, Jacob bergegas menaiki tangga bus, begitu pintunya terbuka. Dengan mata berkaca-kaca, Katherine berkata kepada Jacob, “Mana ciumannya?”
Jacob spontan berhenti melangkah, kemudian mundur beberapa langkah mencium sang sopir bus, lalu melanjutkan langkahnya menuju tempat duduknya.
Reader’s Digest
Komentar
Posting Komentar