ARTIKEL PILIHAN
PEMANASAN
GLOBAL
Global Warming
Beberapa
waktu lalu banyak ilmuwan yang mengamati bahwa panas dipermukaan bumi makin
lama makin tinggi. Beberapa dari mereka melakukan riset untuk mengetahui apa
penyebabnya. Mereka mengadakan konferensi pertama di Poznan (Polandia) untuk membahas masalah ini.
Para ahli sepakat bahwa pemanasan tersebut disebabkan oleh adanya akumulasi
karbon dioksida di atmosfir. Panas matahari pada bumi tidak dapat dipantulkan
kembali ke angkasa karena atmosfir dipadati oleh lapisan karbondioksida sehingga panas terperangkap
diatas permukan bumi dan menciptakan apa yang disebut “greenhouse effect” atau
efek rumah kaca. Greenhouse adalah bangunan dari kaca dimana tanaman tertentu
dirumahkan dengan temperatur tertentu. Panas matahari memanasi bangunan tapi
panas tidak mudah keluar menembus kaca sehinga dalam bangunan tetap panas.
Konferensi
yang kedua diadakan di Bali 3 tahun lalu dan yang ketiga di Copenhagen
(Denmark). Disepakati pula bahwa penyebab akumulasi karbondioksida (CO2) adalah
pembakaran “ fossil fuel”(bensin, batu bara dll) yang sangat berlebihan, yang
berlangsung sangat lama, hampir satu abad, menimbulkan asap tebal yang
mengandung CO2.
Sejak
Revolusi Industri di tahun 1920 an, berbagai pabrik didirikan, terutama
dinegara2 maju yang kemudian di ikuti oleh negara2 berkembang. Selama hampir
satu abad pembakaran minyak dan batu bara begitu luas untuk menjalankan
pabrik2, pembangkit listrik, kendaraan dll, mengeluarkan asap hitam pembawa CO2
yang bergerak keatas menuju atmosfir. Jumlah mobil, pesawat, kereta api dll,
makin tahun makin besar, dan hampir semuanya menggunakan minyak atau batu bara,
bahan bakar yang paling banyak menimbulkan asap tebal yang mengandung CO2.
Panas
bumi yang terus meningkat menimbulkan berbagai malapetaka. Salju di kutub utara
meleleh, menumpahkan ratusan kubik kilometer air kedalam laut sehingga
permukaan laut naik dan menimbulkan banjir dimana mana, terutama di Negara-negara
yang letaknya rendah, seperti Netherland, Florida Bangladesh dll. Juga
dibeberapa daerah rendah di Indonesia seperti pantai utara Jakarta, Sumbar,
NTB, yang sering menimbulkan ombak tinggi. Bahkan sudah ada pulau pulau yang
teggelam antara lain pulau White Gersik pada th 2005.
Panas
yang tinggi juga menyebabkan kekeringan luar biasa diberbagai negara dan
menimbulkan kebakaran. Tahun lalu di USA terjadi kebakaran besar di bagian
barat dan banjir dibagian timur. Badai Katrina di New Orleans, badai di Haiti
dan Myanmar merupakan akibat dari global
warming. Kebakaran besar di Australia membunuh 130 orang, menghancurkan lahan 200000m2 dan 700000 rumah.
Kebakaran
semacam itu mengirimkan berton-ton CO2
ke atmosfir. Terakhir Badai Haiyan menghancurkan Filipina Tengah dengan
kerugian dan nyawa yang tak terhingga besarnya.
Jika
bahan bakar fosil terus digunakan keadaan akan lebih buruk. Yang paling banyak
menggunakan bahan tersebut adalah negara negara maju seperti Amerika, Europa,
Jepang dan Cina. Jadi merekalah yang paling bertanggung jawab atas malapetaka
panas bumi ini.
Negara
negara yang sadar atas hal ini mulai memikirkan penggunaan bahan bakar
alternatif seperti:
1. Tenaga matahari
Jumlah panas matahari yang memanasi
bumi dalam 1 jam dapat mensupply tenaga untuk seluruh dunia selama 1 tahun. Tetapi
teknologi untuk membuat tenaga matahari sangat mahal karena harus menggunakan
’photovoltaic cell’ untuk dapat mengubah panas menjadi tenaga (energy).
2. Tenaga angin
Agak mahal, karena
harus membangun ladang kincir angin pada dataran yang luas yang terdiri dari
tiang2 tinggi yang dilengkapi turbin dan kincir-kincir besar. Denmark negara yang paling berhasil
memproduksi tenaga angin.
3. Tenaga nuklir
Tenaga nuklir sangat
bersih dan murah. Pendukung Greenpeace juga mengakui hal itu. Tetapi pembangkit
tenaga nuklir harus dikelola dengan sangat cermat dan sisa pembuangannya harus
ditanam dalam tanah karena mengandung radio aktif. Perancis negara yang utama
menggunakan tenaga ini. Tetapi setelah kejadian gempa dan tsunami di Jepang
banyak negara yang ingin menggantinya dengan tenaga alternatif yang lain.
4. Tenaga air/ hydropower.
Negara negara dengan
sungai, danau dan laut
banyak menggunakan kekuatan air untuk pembangkit listrik dll. 80% tenaga
listrik di Brazil didapat dari tenaga air.
5. Ethanol / biofuel
Bahan bahan seperti
jagung. ubikayu , tebu dan sampah pertanian diproses menjadi biofuel. Brazil
negara yang paling berhasil memproduksi
biofuel dari jagung.
6. Tenaga Panas Bumi (Geothermal)
Tenaga (power) ini didapat dari
panas bumi. Dengan pengeboran yang dalam panas bumi disalurkan kepabrik untuk dirubah menjadi tenaga
listrik. 90% dari energi di Iceland didapat dari cara ini. Indonesia juga
menggunakannya dalam skala yang sangat kecil.
7. Gas Alam
Gas Alam tidak
terlalu bersih, tetapi jauh lebih baik dari
minyak dan batu bara. USA mempunyai potensi besar untuk mengembangkan gas
sebagai tenaga alternatif. Gas sudah lama digunakan dimana mana tetapi masih
dalan skala kecil. Indonesia memproduksi LNG (liquid natural gas) untuk di
export dan untuk domestik.
Sumber :Time’s Global Warming Edition
Time special Edition
TV, Discovery Channel, etc.
* Fauzia
Saleh Afiff
(Ketua Umum PIISEI per. 1993-1996 & 1996-1999)
- Buletin edisi 34, Januari 2014
Komentar
Posting Komentar