Artikel Pilihan

Hati-Hati Sayuran Hijau....!!

Borax dalam sayuran Hijau! Sungguh menggiurkan bilamana melihat sajian sayur singkong hijau dengan paduan kuah kari dan sambal hijau dalam seporsi nasi Padang saat rehat makan siang. Selain sedap, kata mama, sayur juga mengandung vitamin dan mineral yang melimpah. Keduanya sangat dibutuhkan guna memperlancar metabolisme tubuh kita, imbuh guru Biologi kita dahulu, jika kita masih ingat.Semuanya memang tidak salah. Akan tetapi, bila sayur yang katanya sarat zat-zat yang esensial bagi tubuh itu terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya, apa yang terjadi? Bukan sehat yang didapat, malah sebaliknya, penyakit menyerang, atau mungkin pada gilirannya nanti, kematian menjemput. Tentu kita semua tidak mau, kan? Maka dari itu kita semua harus mulai berhati-hati.

Bleng atau Borax..
Setelah ditemukannya daging ayam dan sapi yang mengandung Borax beberapa waktu lalu, ternyata, menurut penelusuran tim Benang Merah, Global TV, sayuran hijau, kini juga telah turut dijamah bahan kimia berbahaya ini. Guna menyamarkan identitas aslinya, Borax dilepas ke pasaran dengan label bleng (baca dengan lafal e sama dengan yang ada pada kata ‘redup’ atau ‘empuk’).Bleng alias Borax ini umumnya digunakan untuk mempercepat empuknya sayur mayur yang dimasak sekaligus memberikan aroma sedap, serta mempertahankan warna hijau dari sayur lebih lama. Konsumer utama Borax ini, berdasarkan penulusuran dan wawancara yang dilakukan oleh tim Benang Merah, ialah para pengelola rumah makan Padang.“Tidak ada rumah makan Padang yang tidak menggunakan bleng,” aku salah seorang pemilik rumah makan Padang yang disamarkan identitasnya. Daun singkong dalam menu masakan Padang sifatnya wajib ada. Namun, setelah dimasak, rupanya daun singkong ini cepat berubah
warna menjadi kehitaman. Sebab itu, bleng menjadi solusi ampuh mengatasi masalah sayur singkong yang cepat menghitam ini. Menurut mereka, saat memakai bleng, daun singkong lebih cepat masak, juga tahan lebih lama.Masalahnya, mereka, para pedagang dan pemilik rumah makan ini, tidak tahu menahu bahwa bleng adalah nama lain Borax. Mereka menganggap, dengan nama yang tidak identik, maka kandungannya pun jauh berbeda. Padahal, bleng merupakan cap yang tak lain hanya nama lain dari Borax. Di samping itu, sosialisasi yang dilakukan Badan POM masih amat minim. Akibatnya bleng a.k.a Borax ini masih bisa beredar bebas di pasaran tanpa ada inspeksi maupun penanganan lebih lanjut.Bahayanya?Bleng atau Borax, merujuk pada pernyataan Ilyani S. Andang, seorang peneliti YLKI, sudah tidak diperkenankan, bahkan dilarang, digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Zat ini diduga mempunyai sifat racun.“Efek Borax memang tidak tampak secara instan, melainkan akumulatif.
Pada fase awal, Borax dapat menimbulkan gangguan pencernaan, pusing, atau mual. Namun, bila sudah mencapai tahapan akut, Borax dapat memicu kanker, juga bahkan kematian,” tuturnya saat diwawancarai tim Benang Merah.Wikipedia pun melansir data yang serupa. Disebutkan, kendati Borax bukan benar-benar racun, bukan berarti penggunaannya, juga termasuk di dalamnya, konsumsi, aman. Dalam terpaan sederhana, Borax mampu menimbulkan iritasi kulit dan pernafasan. Konsumsi Borax juga mampu memicu rasa mual, muntah-muntah, sakit perut akut, dan diarrhea (mencret). Pada konsumsi lanjut, seseorang bisa terkena respiratory depression (chan-gangguan pernapasan berat), erythematous, juga gagal ginjal.Karena itulah, masyarakat perlu berhati-hati. Apalagi mendeteksi keberadaan Borax di sayur agak susah. Selain itu, masyarakat umum masih berpikir, sayur yang masih hijau setelah dimasak ialah sayur yang kandungan vitamin dan mineralnya masih banyak, tidak hilang bersama
air rebusan atau sebagainya. Tetapi, pada kenyataannya tidak selalu begitu. Maka dari itu, mulai sekarang kita harus mulai waspada!Tak hanya masakan PadangTemuan penggunaan Borax pada pengolahan sayur ternyata tidak hanya ada di rumah makan Padang. Penjual sayur pecel keliling, juga mengaku menggunakan bleng alias Borax ini sebagai bahan tambahan saat memasak. “Saya pakai bleng saat merebus kecambah, kacang panjang, kangkung, bayam, juga sayur lain yang menjadi bahan dasar pecel.” Begitu ungkap salah seorang wanita penjual pecel keliling di Jakarta.Alasannya memakai bleng serupa dengan yang diutarakan pemilik rumah makan Padang di atas. Akunya, sayur yang direbus lebih cepat matang dan tahan lebih lama dibanding tanpa menggunakan bleng. Yang lebih menariknya menggunakan bleng adalah karena harganya murah dan tersedia banyak di pasaran.Selamatkan kami yang tidak tahu!Melihat kenyataan tersebut, kita patut bersedih. Pasalnya, kita tahu semua, Indonesia
memiliki Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) yang bertugas mengawasi obat-obatan serta makanan yang beredar luas di Indonesia. Akan tetapi, sepertinya, untuk kasus di atas, peranan badan ini tak begitu kentara.Badan POM kelihatannya tidak akan bertindak sampai kasus ini diangkat media dan menjadi bahan pembicaraan khalayak ramai. Baru, jika sampai tahap ini, Badan POM mulai beraksi. Seharusnya, sebagai badan yang diberi kewenangan untuk menjaga serta mengawasi obat dan makanan di Indonesia, Badan POM lebih proaktif. Bukan hanya menunggu sampai ada yang meninggal, lalu masuk berita televisi, baru mereka mau bergerak. Inspeksi plus sosialisasi harus lebih gencar dilakukan Badan ini, supaya tak ada lagi bahan kimia berbahaya yang beredar dan menghantui masyarakat Indonesia dengan rasa was-was pada setiap makanan yang mereka makan sehari-hari.Bila memang Badan POM masih belum bisa proaktif, media, sebagai pihak yang punya kuasa mengatur agenda
publik, hendaknya terus memuat reportase-reportase maupun kasus berkenaan dengan penggunaan Borax dalam makanan. Selain agar masyarakat tahu dan awas, Badan POM juga diharapkan tersentil menyaksikan berbagai berita yang ditayangkan media. Ini semua demi menyelamatkan konsumen, yang tak lain ialah seluruh bangsa Indonesia sendiri.Di samping dua hal tersebut, secara lebih ilmiah, Ilyani menyatakan, Borax dapat diganti dengan STPP, karena selain aman, STPP juga berizin sebagai bahan tambahan makanan di Indonesia.

ooo00ooo

Khasiat Tempe

Khasiat tempe bagi kemampuan daya ingat otak kita, dinilai bagus sekali! Akibat berita ini maka di Amerika sekarang harga tempe naik dibandingkan tahu.
Ada apa dengan tahu?
Dari riset yang sama, diduga tahu justru melemahkan daya ingatan otak kita. Padahal sama-sama dari kedele lho! Diduga adanya permentasi itulah yang menyebabkan tempe punya nilai lebih bagi kesehatan kita.

Susu kedele (the soy milk!) terbukti lebih baik dibandingkan susu (binatang seperti sapi) karena aman bagi perut yang tidak tahan kandungan lactus susu biasa.
Dan kacang kedele sebagai pengganti kacang tanah untuk bumbu gado-gado cocok bagi yang alergi kacang tanah (fatal lho jenis alergi ini!), misalnya bagi orang seperti saya yang alergi kacang tanah maka tidak bisa atau diharamkan dokter makan gado-gado bumbu kacang tanah --- bisa koit deh! Ya, saya mengurangi sedapat mungkin makan tahu, tapi menambah lebih banyak makan tempe, baik yang direbus maupun yang digoreng.
Selain tempe yang lebih dulu naik daun sebagai bermanfaat bagi daya apa saja sel-sel otak kita adalah blueberry! Maka blueberry dalam bentuk apa saja (juice, slei, dll) menjadi lebih mahal harganya di pasar.
Juice Cranberry (yang 100% juice dalam botolnya!) dinyatakan bagus untuk pencernaan, terutama untuk prostat, karenanya minum cranberry bagi yang tergolong lanjut usia menjadi keharusan demi kesehatan prostat.
Pisang ijo (di AS diimpor dari Amerika Latin, selain diproduksi di Hawaii dan California) dinyatakan bagus untuk menghaluskan dan menjaga kesehatan kulit kita.
Sahabat yang saya cintai, JANGAN REMEHKAN TEMPE, PRODUK ASLI INDONESIA.

Untuk itu, perkenankan saya berbagi pengalaman dalam meningkatkan kualitas kesehatan dengan mengkonsumsi juice tempe secara rutin 3x1 gelas setiap hari.
Pengetahuan tentang juice tempe pertama kali saya peroleh dari adik saya ‚ dr. Dendi Djuanda, Spd yang berpraktek di Tasik. Karena penasaran saya melakukan riset di internet dengan mempelajari hasil riset tempe oleh para pakarnya. Ternyata semuanya memberikan informasi yang positif.

Cara pembuatan juice tempe tidak ada yang standard, namun yang terpenting dikukus sampai 60' C (sekitar 5 menit) untuk menghentikan fermentasinya. Hindarkan terlalu matang karena akan banyak menghilangkan kandungan yang bermanfaat dari tempe.
Untuk menambah rasa, direndam dalam seduhan kopi atau coklat, terakhir diblender dicampur air gula dan pisang ambon. Insya Allah rasanya seperti juice alpukat yang biasa kita beli di restoran terbaik.
Dalam waktu 3 hari setelah rutin mengkonsumsi juice tempe ternyata kebugaran saya meningkat jauh. Hal ini terasa pada saat main tennis, refleks dan endurance bertambah baik, sehingga mainnya menang terus.
Disamping itu, kaku-kaku dipundak, nyeri dipersendian dan tegang otot kaki dan paha juga menghilang.
Setelah terasa manfaatnya bagi diri sendiri, kemudian saya ajak istri, anak-anak dan keluarga yang lainnya untuk mulai therapy juice tempe. Allhamdulillah, semuanya melaporkan peningkatan kesehatan yang luar biasa. mulai dari diabetes, migrain, pusing-pusing, kolesterol dan BAB. Untuk yang punya keluhan asam urat, sebaiknya dikombinasikan dengan meminum godogan mahkota dewa dan sidaguri serta meminum seduhan teh Rosella. Bahan-bahannya banyak dijual di toko herbal. Meminum ketiga jenis minuman tadi sebaiknya diselang antara 1 jam agar khasiatnya diserap oleh tubuh dengan sempurna. Silahkan dicoba oleh seluruh keluarga mulai dari anak2, dewasa, dan lansia tidak ada kecuali. Dengan biaya yang sangat ekonomis (1000 rupiah per gelas) tapi hasilnya lebih baik dari pada mengkonsumsi obat dan suplemen yang mahal-mahal. Mudah-mudahan pengalaman ini dapat membantu sahabat semuanya untuk meningkatkan kesehatan sehingga dapat menikmati kehidupan ini dengan lebih baik serta meningkatkan rasa syukur kita atas nikmat dan rezeki yang melimpah dariNya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL

TURNAMEN GOLF AMAL PIISEI PUSAT

BERITA ORGANISASI